mengerti dan memahaminya sehingga tahu bagaimana harusnya wanita
diperlakukan :
1. Menangis
Untuk menumpahkan segala yang Ia rasa .... baik kecewa, derita ataupun
marahnya biasanya wanita cenderung mengekspresikan dengan air mata...
Meski ini memang bukan satu - satunya cara...
tapi dengan menangis...wanita menganggap itu cara yang paling bijaksana...
tidak banyak diketahui tetangga...
biarlah rahasia itu tersimpan rapi di almari jiwanya
juga dengan pertimbangan agar permasalahan tidak semakin melebar...
apalagi merembet ke hal - hal menuju jurang kehancuran
ia ingin bicara...tapi ia tidak bisa
ia ingin cerita...tapi ia tak tahu harus ke siapa
ia ingin mengadu...tapi ia masih berfikir apakah itu cara yang dewasa
ia merasa...sebagai manusia biasa ia pun punya perasaan...
...ingin dimanja, ingin dibelai dan diperlakukan dengan lembut penuh kasih
sayang,
di tengah pusaran berbagai perasaan yang berkecamuk itulah...
...akhirnya ia hanya bisa melelehkan air mata
...sebagai simbol dan sikap bahwa ia ingin dimengerti
dalam sunyinya wanita hanya bisa termenung,
dalam kesendiriannya ia bisa tumpahkan semua beban dan rasa seiring dengan
derasnya air mata...
lalu ia menikmati dan bernostalgia dengan kenangan indah masa lalunya...
serta rindu akan masa - masa kecil, bersama teman - teman atau orang tua...
dan tak sedikit diakhiri dengan tanya,
kenapa semua harus menimpa ? masalah datang bertubi - tubi silih berganti
bahkan semakin lama semakin bertumpuk tanpa penyelesaian yang pasti
ia ingin menangis...dan menangis lagi...
bahkan ia ingin berteriak lepas bebas...
meski terkadang ia menyeka air mata tuk sembunyikan perasaan...
terutama saat si kecil bertanya, " Ma...,kenapa mama menangis ?"
" Ma...,ade nakal ya...? maafkan ade ya....ade sayang Mama....."
sambil merangkul...dan menangis berpelukan tuk satukan air mata dengan
rasa sayang.....
2. Marah
Tidak sedikit juga wanita yang memilih dengan cara Marah
untuk mengekpresikan rasa kemarahannya itu sendiri
karena ia beranggapan bahwa dengan cara itu lelaki hanya bisa mengerti
karena dengan itu beban di hati merasa berkurang
karena dengan itu sesaknya dada mulai merasa lega
is ingin ekspresikan kesetaraan derajat...
ia ingin bicara tentang hak - hak...
ia ingin menyampaikan tuntutan dan keinginan...
ia ingin agar lelaki tahu bahwa ia pun bisa marah...
ia ingin agar lelaki tahu bahwa ia bukanlah mahluk lemah,
...yang bisa diinjak - injak dan diperlakukan seenaknya....
meski tak jarang dengan cara ini, permasalahan justru semakin tajam...
apalagi saat lelaki membalasnya dengan amarah lagi...
maka klop lah "pesta amarah" dipertontonkan...
semua mahluk penyangga langit dan bumi menjadi saksi...
bagaimana manusia diperbudak dengan amarah...
...hingga arassy singgasana-Nya sampai bergoyang...
3. Bersikap Dingin
Ada juga tipe wanita yang dengan segla pertimbangannya...
ia tidak memilih menangis supaya tidak kelihatan ia lemah
ia juga tak membalas dengan amarah,
...karena sadar bahwa amarah takkan pernah menyelesaikan masalah
Maka satu - satu cara yang ia pilih adalah...
...bersikap dingin...
sesuatu yang ia kerjakan hanya sebatas pada rutinitas dan kewajiban...
tidak ada lagi kehangatan...
tidak ada lagi kemesraan...
semua hanya tinggal kenangan...
menorehkan nostalgia masa lalu dengan coretan warna penuh penyesalan...
bahkan timbul garis - garis peluh bernuansa kepedihan dan penderitaan
hidup mengalir apa adanya,
seiring terbit dan tenggelamnya sang fajar...
tapi ia sama sekali tak merasakan gairah kehidupan
ataupun kerinduan dan impian hangatnya ranjang sebuah pasangan
semua hanyalah masa lalu...
ia hanya tinggal sembunyi di belik senyum kegetiran
ia hanya berusaha pertahankan sebuah harga dan kehormatan keluarga
ia hanya memikirkan tentang masa depan buah hati tercintanya
ia hanya memilih diam dan melakoni apa adanya
tanpa bisa memilih...
...karena memang ia merasa sudah tak punya pilihan
kamarpun menjadi saksi bisu,
bagaimana keromantisan masa lalu kini telah membeku
ia tak memikirkan lagi impian dirinya
ia tak tahu lagi harus bagaimana...
yang ia tahu adalah bahwa itu memang takdir miliknya
4. Lari
Ada cara lain yang lebih ekstrim adalah keberanian mengambil keputusan
untuk lari...
lari dari kenyataan...
lari dari tanggung jawab dan kehormatan...
lari untuk mengejar impian dan harapan...
karena ia beranggapan bahwa hanya dengan cara itu ia bisa lepas bebas dari
segala persoalan...
ada juga yang lari dengan orang lain,
melukiskan impian di jalan yang salah...
menjaring angin dan mengukir awan...
hanya pepesan kosong yang tidak ia sadari...
...bahwa itu adalah awal sebuah kehancuran...
...kesucian dan kehormatan akan tercabik - cabik...
sekedar menyalurkan nafsu sesaat yang kan berkahir dengan penyesalan yang
sangaattt....sangaattt panjang...
Bahkan tak jarang orang yang memasuki puncak gerbang pelarian dengan cara
mengakhiri hidupnya...,setelah ia merasa bahwa semua jalan sudah buntu...
...sudah tak ada lagi fajar harapan...
ia beranggapan bahwa kematian adalah gerbang untuk mengakhiri semua
penderitaan,
tapi ia lupa bahwa kematian sesungguhnya adalah awal sebuah
pertanggungjawaban...dunia dan akhirat...menuju sebuah keabadian
5. Berpisah
Ada juga wanita yang memiliki sikap bahwa kemarahan demi kemarahan yang
sering ia rasa dianggap sudah tak sehat, maka sikap penyembuhan yang harus
ia lakukan dengan sikap perpisahan (perceraian).
Ia sadari bahwa sikap itu tidak baik di mata keluarga dan di mata Tuhan,
tapi ia merasa bahwa itu masih lebih baik jika dibading harus tetap
berlayar tapi beda tujuan.
Ia merasa tak punya pilihan lain...
Ia merasa bahwa itu adalah satu - satunya pilihan...
Rasa malu pasti ada, tapi ia beranggapan bahwa kebahagiaan adalah hak
setiap orang....
ia pun ingin bahagia...
ia pun punya hak untuk bahagia....
...merasakan kehangatan dan gairah keharmonisan menjadi impian
kasih sayang bukan hanya milik orang lain,
kasih sayang adalah hak setiap orang...termasuk dirinya....
6. Dialog/ Mendiskusikan / Menyampaikan atau Mengkomunikasikan
Nah ini adalah sikap yang banyak dipilih wanita penyabar,
ia menyampaikan semua ganjalan di hatinya dengan bahasa yang santun dan
sikap yang lembut...
Ia bisa menyampaikan dengan baik dan bijaksana, lelaki bisa mendengar,
mengoreksi, menyampaikan pendapat dan memberi bimbingan...
ada dialog ...
ada diskusi dan keterbukaan...
ada kejujuran dan kesantunan...
sehingga satu sama lain bis amengerti dan bisa saling memahami...
apa yang disuka dan apa yang tak disuka...
apa yang diinginkan dan apa yang tak diinginkan...
apa yang diharapkan dan apa yang harus dijauhi...
meski terkadang lelaki mengambil suatu sikap yang berbeda, selama ia sudah
menjelaskan dan bisa dimengerti...maka ia pun tetap taat dan mengikuti...
yang terpenting adalah adanya dialog...adanya komunikasi...
sebab kebutuhan rumah tangga bukan hanya nafkah lahir saja,
tapi juga ada nafkah bathin, yaitu pemenuhan kebutuhan biologis dan juga
bimbingan spiritual keagamaan menuju kehidupan yang hakiki nanti
saling menuntun...saling membimbing...
hidup penuh pengabdian dan darma bakti yang ikhlas...
maka insya allah akan menjadi berkah kebahagiaan
manakala kita hidup sesuai ridlo-Nya. Aamiin
sumber : http://www.tasik-puteri.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar